Struktur lapangan usaha Provinsi Papua tahun 2014 masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sumbangan terbesar pada tahun 2014 diberikan oleh lapangan usaha Pertambangan dan PEnggalian (28,87%), lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (14,11%), lapangan usaha Konstruksi (13,79%) dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (9,11%). Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 6%.
Nilai PDRB Papua menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku selmaa periode 2012 – 2014 menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Sektor pertambangan dan penggalian sebagai kontributor tertinggi terhadap PDRB Provinsi Papua peranannya pada tahun 2012 menurun menjadi 46,52%. Kontributor tertinggi kedua adalah sektor Pertanian 23,26% diikuti dengan sektor bangunan dan jasa-jasa dengan kontribusi masing-masing 24,02% dan 5,91%. Sementara sektor-sektor lainnya berperan di bawah 5%. Tanpa nilai tambah dari sub sektor pertambangan, perekonomian Papua masih didominasi sektor pertanian, di mana pada tahun 2012 berperan sebesar 24% diikuti sektor bangunan 8%. Urutan ketiga dan keempat adalah sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masing-masing berperan sebesar 18% dan 13%. Selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang 12%. Sementara sektor lainnya hanya berperan di bawah 6%.
Nilai ekspor Papua pada tahun 2012 secara keseluruhan mencapai nilai USD 2.116,51 juta. Sementara ekspor non-migas sebesar USD 4,054 juta. Dari nilai tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar sebagai berikut:
- Hasil Tambang 94,35%
- Hasil Industri 4,75%
- Hasil Laut 0,12%
Realisasi investasi di Provinsi Papua baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus mengalami peningkatan. Tahun 2012realisasi investasi USD 11.120.015 naik sebesar 157,99% dari rencana yang hanya 7.008.568 dibandingkan tahun 2011 peningkatan realisasi sangat menonjol naik sebesar 4,18% dari rencananya yang hanya USD 5.440.764 menjadi USD 8.596.401. Demikian pula dengan realisasi PMDN tahun 2012 meningkat 32,58% dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari Rp. 3.263.477 dapa tahun 2011 menjadi Rp. 8.353.523 pada tahun 2012.
Jumlah proyek PMA pada tahun 2012 sebanyak 95 dengan rincian sebanyak 39 proyek sudah aktif dan sebanyak 46 proyek masih dalam tahap pembangunan atau persiapan. PMA menyerap tenaga kerja sebanyak 33.887 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) + 862 Tenaga Kerja asing (TKA).
Jumlah proyek PMDN pada tahun 2012 sebanyak 42 dengan rincian sebanyak 22 proyek sudah aktif dan sebanyak 20 proyek masih dalam tahap pembangunan atau persiapan. PMDN menyerap tenaga kerja sebanyak 11.113 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) + 34 Tenaga Kerja asing (TKA).
Dilihat secara sektor atau bidang usahanya, nilai investasi PMA terbesar adalah pertambangan dengan nilai sebesar USD 6.431.085.000 dfiikuti dengan jasa lainnya sebesar USD 1.538.949.000. Nilai investasi PMDN terbesar adalah jasa lainnya dengan nilai sebesar Rp. 768.714.000.000, diikuti dengan perkebunan sebesar Rp. 705.536.000.000 dan industri kayu sebesar Rp. 490.000.000.000.
Apabila dilihat dari penyebaran investasinya, terdapat ketidakmerataan yang terutama dipengaruhi oleh ketersediaan SDA dan infrastruktur pendukung investasi terutama yang menyengkut aksesibilitas. Terdapat beberapa Kabupaten, khususnya Kabupaten pemekaran baru yang belum berhasil menarik investor. Dari 28 Kabupaten yang ada, investasi hanya terdapat pada 17 Kabupaten/Kota saja terutama disebabkan sangat minimnya infrastruktur maupun sulitnya akses ke kabupaten-kabupaten tersebut.
Jumlah investasi baik proyek maupun lainnya yang terbanyak adalah Kabupaten Mimika. Terdapat 28 proyek PMa dengan nilai investasi sebesar USD 6.803.703.000 dan 2 proyek PMDN dengan nilai realisasi sebesar Rp. 91.755.000.000. Peringkat kedua adalah Kota Jayapura dengan jumlah proyek PMA sebanyak 8 buah dengan realisasi investasi sebesar USD 1.205.008.000. Sedangkan jumlah proyek PMDN sebanyak 2 buah, dengan realisasi investasi sebesar Rp. 749.921.000.000. Di Kabupaten Nabire cukup banyak proyek PMA, namun realisasinya masih sangat rendah.
Selain investasi tersebut, terdapat banyak investasi yang sampai saat ini masih dalam proses perijinan daerah dan sektoral namun belum mengurus perijinan penanaman modalnya (PMA/PMDN). Sampai dengan tahun 2011 terdapat 109 perusahaan yang menyatakan minat untuk berinvestasi melalui surat. Di antara perusahaan tersebut, 60 perusahaan telah memperoleh ijin lokasi dari Bupati atau Walikota dan 66 perusahaan telah melakukan presentasi rencana investasinya di depan Gubernur maupun tim investasi.
Sampai saat ini kecenderungan ekonomi global masih tetap menunjukkan bahwa Asia- Pasifik akan menjadi area pertumbuhan masa depan. Di negara-negara Asia sendiri terjadi peningkatan biaya produksi yang terutama disebabkan oleh tingginya upah buruh dan kelangkaan bahan baku. Hal ini tentu saja akan mendorong para investor untuk mencari daerah baru yang mempunyai keunggulan komparatif dan lebih menguntungkan dan Papua memenuhi kriteria tersebut.
Diakui bahwa prasarana masih sangat terbatas sehingga diperlukan keuletan dan biaya modal yang besar dari para investor. Namun pemerintah daerah siap membantu agar para investor berhasil dalam usahanya dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan komparatif yang dimiliki Papua, antara lain:
- Memiliki sumber daya alam yang melimpah
- Masih terbukanya pasar lokal, domestik maupun ekspor
- Pemerintah siap membantu para investor dalam menyelesaikan maslaah-masalah pertanahan yang dibutuhkan untuk usaha investasi
- Tenaga kerja untuk upah relatif cukup murah, tersedia melimpah dan siap dilatih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
- Tersedia berbagai kemudahan dan keringanan bagi para investor seperti keringanan pajak, bea masuk barang modal dan bahan baku penolong
- DPMPTSP maupun instansi lainnya yang terkait dengan urusan investasi akan siap membantu secara penuh para investor untuk memulai usahanya di Papua.
Papua tidak hanya menawarkan keunggulan komparatif yang langsung berhubungan dengan biaya produksi, namun juga lokasinya sangat strategis, yaitu di antara negara-negara Asia-Pasifik.